Kemudian terdengar Rasulullah memekik karena merasakan sakit yang tak tertahankan. ”Ya Allah, dahsyat sekali sakitnya maut ini. Timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku. Jangan pada umatku.”
Badan Rasulullah mulai dingin. Kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya mulai bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wa salam.
”Uushikum bishshalaati wamaa malakat aymanukum.”
Aku berpesan kepada kalian jagalah sholat dan peliharalah orang-orang lemah diantara kamu.”
Di luar pintu, tangispun mulai terdengar bersahutan. Sahabat Rasulullah saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya. Dan Sayyidina Ali kembali mendekatkan telinga di bibir Rasulullah yang mulai tampak kebiru-biruan.
”Ummatii...Ummatii....Ummatii.”
Bagaimana nasib umatku.. umatku.. umatku.
Inna Lillahi Wainna Ilaihi Raji'un.
Berakhirlah sudah riwayat hidup seorang manusia yang kemuliaannya tak ada yang menandingi. Seorang manusia pilihan yang telah memberi sinar cahaya terang dan membawa kita terbebas dari kegelapan. Sosok yang begitu cinta kepada umatnya. Di saat ajalpun Rasulullah tidak memikirkan anaknya, isterinya atau yang lainnya. Dalam hatinya Rasulullah begitu gelisah memikirkan nasib umatnya.
wassalamu'alaikum..
0 Response to "Detik-Detik Wafatnya Rasulullah SAW ( 3 ) Kasih Sayang Kepada Umat Tiada Duanya"
Posting Komentar